Selasa, 13 November 2012

Cuma belajar dari trotoar jalan

belajar pada kenyataan ternyata akan lebih melekat
ketimbang bekas sabetan rotan guru PPKN yang memaksa kita
agar masuklah ke otak
meresap di sel-selnya

aku banyak belajar dijalanan
yang banyak menerangkan
bahwa hidup itu memang keras!
bukan hanya sekedar panggung sandiwara
bertiket murah yang habis terjual diborong para cukong di mangga 2

merasa.. membaca..
mencoba mencegah hal yang memang bukan semestinya..
akulah si liar dari belantara yang muram
keluar dari hutan
mencoba telusuri kota
bukan terhanyut akan kota

di tiap aku melangkah
harusnya ku bela sebuah kejujuran
harusnya ku pastikan langkah di lurusnya jalan
meski manusia terkendali tuhan
berusaha itu lebih baik
daripada mendiamkan kebodohan
dan itu ku paksakan meski berat

seperti'nya aku terlebaykan
jika memang seperti itu adanya
mari kita berperang argumen perasaan
dan kita lihat
apakah sebuah kejujuran sudah tak lagi di minati tuhan 




oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 10 Agustus 2011 pukul 12:57

Dikepala yang berat terasa

Udara malamku makin berasa mabuk
dua botol ber'alkohol
dua bungkus penyakit terbalut kertas
lambung memerih
kecutkan senyuman kawan
seperti berdiri di awan
di hembus angin manja
semilirkan irama kepedihan yang sirnanya sementara
denyut-denyut nadi ini seperti berkumandang
memekikan ratapan
menjelaskan...
bahwa aku sedang saja terpedihkan...


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 5 Agustus 2011 pukul 23:58

Anak-anak kecil diperempatan jalan,teman-temanku dalam kesendirian

Masih teringat hingga siang bertemu malam
di prapatan sial yang menaruh banyak kemalangan
memaksakan ribuan mata untuk mengiba
menidurkan beberapa otak untuk berfikir di jernihnya dusta
aku hanya bisa menenangkan segala perasaan
yang menenggelamkan naluri..
dengan segala tatapan yang acap kali menegur hati ini
bahwa aku juga memiliki yang mirip seperti mereka


semoga yang lalu tetaplah berlalu
semangatilah hari harimu dengan semua hal yang indah-indah
aku kan selalu mengiringi kalian


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 4 Agustus 2011 pukul 2:08

Fikirkan jika memang penting

ya... memang lucu...
silahkan saja menertawakan
silahkan cibir se'jebleh-jeblehnya
lalu porak-porandakan!
cangkul dalam-dalam mata hati
tinggal kau  tanam apa nantinya

bukan tangisan yang akan membela kita
dalam pecahnya kaca-kaca jiwa


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 3 Agustus 2011 pukul 2:05

Bermalam di sarang sekumpulan teri bernyali api

Tibaku disini
terlelap sepi semua mati
berserakan tubuh-tubuh lelah
berantakan bungkus kopi sisa
mungkin mereka cepat melelapkan diri
agar dapat lebih cepat di awal pagi
menantang...
berperang..
terhadang...
bahkan terkadang..
aku masih tertegun membayangkan
masih termangu daam khayal yang terputus keterbatasan

mana yang pantas...?
jika mereka seperti aku
atau aku yang menjadi mereka..
entahlah.. aku ikuti saja alur ini



Oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 26 Juli 2011 pukul 3:09

Menyelam bukan berarti harus tenggelam

Coba kau cermati....
setiap pelajaran yang kau simak
setiap langkah yang kau dapat
setiap bahagia yang kau kecap
setiap hina yang kau injak
tersirat sebuah makna'kah
atau terbuang begitu saja tanpa basa...?!


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 16 Juli 2011 pukul 12:00

Waktu yang tercaci


Tanamkanlah rasa benci yang indah
separau suara kentut yang merdu
cobalah melintasi nadi-nadi saluran tai
selami.. hayati.. semua busuknya keinginan
usah fikirkan kesetiaan
jika hanya mencekik semua harapan

jadilah iblis sejati...
kepakan sayap menutupi mata
mematahkan tonggak terdalam
menggali boroknya luka sesama
ya... memang kesuka'an adalah kebanggaan
meski belukarpun pasti kan di hajar

seperti tak bersepatu
berlari-lari mengitari lapangan mimpi
seperti tak bercelana
menjadikan diri sebuah emosi
masihkan mempunyai mati...?
harusnya tak di jadikan sebuah hobby



oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 16 Juli 2011 pukul 11:47