Rabu, 18 Januari 2012


Sebaiknya saja


Selihai-lihainya prajurit menghunuskan pedang
ke tubuh lawan..
tak sesungguh pesembahan
hasil karya buah hati seorang teman

mari kita membicarakan makanan
dan itu memang realita
tanpa mengawang-awang
karena iming-iming kenikmatan
lantas mengapa masih saja kebablasan...?
atau mungkin masih terpelihara iblis..
ingkari suara hati

usaha..
tanpa lirikan sinis
tanpa penyakit kronis

buang saja sudah...
kita berjalan.. hasil menunggu di depan


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 30 Mei 2011 pukul 15:09

Ku utarakan sebuah kata cinta untukmu


Harus saja disumuk'nya suasana
garis yang panjang sakit berat
untuk beribu wajah duka
untuk berjuta hati luka

warnai saja dengan sesuka
kita hanya kelereng
bergulir kesana kemari
terpentok.. terperosok..
terhina.. terbaca..
terhasut.. terbuang..
tapi tidak terjual
harga kita mahal..!

bukan atas kekerasan
atau mati'nya hati ini
hanya kita harus tau
mana kebenaran dan mana kenistaan
untuk semua ke'adilan..!
bagi semua kemunafikan..!
aku bersumpah..
aku adalah aku
tidak menjadi karma ku


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 30 Mei 2011 pukul 15:02



Aku dan diri ini


Aku berkata pada diri sendiri
tentang keterseokan ini
kehilangan ini
tetap saja tak didengar..!
berpaling muka
takut akan tatap mata hati ini
se'akan menepi..
menghasut setiap semangat
memandang picik tiap tawaran

Ooh diri...
apa saja yang bisa kau mengerti..?
kunyalakan lentera kau tiup kembali
ke tebar sauh kau koyak mem'babi

coba tolong fikir lagi
jalan sudah terbentang
langkah tak lagi terhadang
jam dinding terus berputar
kesendirian ini tak kah kau rasakan..?!

bergumulah di lingkungan
berpadulah di antara harumnya bunga
menataplah pada keindahan
berdendanglah sesuka di dengarkan
apalagi yang masih tertahan..?

tetap berdiri tegarlah di bawah langit yang angkuh
lintasi semua kebenaran
dan jangan lupa...
pada waktu yang terus berjalan


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 30 Mei 2011 pukul 14:49

Dalam kotak tak bersudut


Matahari di atas kepala
membakar ubun-ubun fikiran
mencairkan ke'inginan
dalam keresahan yang masih ditempatnya
entahlah..
hendak tiba kapan akhirnya
aku tak kan menunggu
apalagi melarikan penat ini

ya mungkin itu saja
cukup dulu untuk yang satu ini


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 28 Mei 2011 pukul 14:33


Sekarang sudah tanak


mari kita santap...

oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 26 Mei 2011 pukul 18:40

Ku tunggu tanak'mu


Sisi kanan yang sering luka
berdendang akan keperihan di dindingnya

sepertinya enggan sekali kau kunikmati
sehingga batre jam dinding itu habis masa'nya
seperti berhenti..
begitu panjangnya..

sesekali ku intip
tapi belum juga berpindah lampu indikatornya
sampai kapan...?
ini sudah waktu berapa..?!

ku tinggalkan tapi aku sangat inginkan kau
di tunggu seperti kau tertidur
atau memang mesin ini tlah minta pensiun..?!

hahahahaa...
aku berasa mengambang
gravitasi yang hampir hilang

ya sudah...
aku coba sabar dengan rebahan raga ini
aku kan tunggu tanak'mu
hingga ku tak lapar lagi

oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 26 Mei 2011 pukul 18:05

Semoga aku terjaga sebelum larut malam Larut dengan rayuannya


Langit kembali pada buta'nya
gemerlap nya masih tertutup
belum di singkap sang bulan
karena itu aku meresah
bukan untuk apa...
tapi akan kemana..?

kemarin penuh dengan waktu yang sempit
menghimpit deru'nya langkah bimbangkan arah
merasa lunglai..
dirasuki tatapan mata yang berapi
seperti semalam tadi
diangkat aku belajar mengenal bentuk yang ku jumpa
menimpa hasutan kemalangan diri
aku ditikam lagi semalam
diberatkan oleh pernyataan yang tidak kurasa
aku bersantai sajalah..
bukan aku pula yang meniadakannya

sekali aku berkata pada sore ini..
sekarangpun belum dijawab sang malam
diterangi lampu temaram
di hiasi gelap tak berawan
sendiri ini begitu heningnya
merajut asa dalam bingkai yang luka

wahai benak'ku sayang..
buahkan aku sebuah karya...!?
bukan megusung keranda yang liangnya tak ada
saat satu ini ku cermati
hingga satu ini ku lewati


Oleh Mencari Ketenangan Jiwa · 25 Mei 2011

Inilah dunia yang terbutakan


Saat mata tergelapkan sebuah kenyataan
masih bisakah kita menghalangi laju'nya kesalahan
yang mematikan rasa
diantara beribu jingga yang bertabur bencana
sertakanlah tampilan tatapan yang renta
jika ba'alnya belum terasa
mengapa kita merogoh lainnya

sebenarnya tak ada yang lebih jika dicermati
hanya khilaf yang menyelimuti
sehingga keterlenaan dalam suasana
waktu masih berjalan
sampai batas yang sudah ditentukan

untuk para penggemar kenikmatan puncak di atas fana
aku berdiri di depanmu
tanpa menampik
tanpa tertarik

jika lahir ini disalahkan jalan
berpeganganlah pada satu tiang
dengan selalu mengingatkan
bukan untuk saling memojokan

bukan dusta memang


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 23 Mei 2011 pukul 12:46

Di trotoar bangsat ini disebrangnya tempat para anak gaul berbusa


Di sebrang ada seven eleven
tapi aku tidak disana
aku hanya di sini saja...
mengirup sengat mesin terbakar
yang terseda nafasnya minta istirahat sejenak
bau bangkai tak jauh dari duduk ini
makin mengejek engah'ku terima kutukan ini
apa lagi siih yang mau ku rasa...?
cukup banyak mata menuduh bangsat ini

aku tak sendiri..
masih dengan kaleng bermesin ini
belum usai mengitari rotasi
sudah tersangkut palang emosi
haaahh..!
pelajaran yang mematikan energi
saharjo masih hingar jam segini
mungkin saja dua jam lagi
atau bisa jadi dini hari nanti merambat lagi

sedikit lelahku 
sisa'nya adalah amarah..
mencoba memaki barang rongsok yang jelas 
hanya dia yang setia denganku
menemani pulangku..
mengantar aku bersama ke'inginan ini..

sangatlah sudah..
aku hampir lelah sobat..
tolonglah kau bisa mengerti
hingga selesai tugas hari ini..

-vespa'ku tlah lelah-


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 18 Mei 2011 pukul 21:28

pagi masih buta


Pagi ini aku merasa ditusuk-tusuk
sementara ruangan ini padahal tak ber'AC
dari terlelapku hingga terjaga
karna mimpi itu aku bisa lumayan nyenyak

bukan aku tak menginginkan mimpi itu hinggap
tapi sudahlah... tolong aku tak kuat
memaksa mendangakan kepala
tamta mengetahui apa yang ada disekelilingku
aku hampir buta
tergelapkan fatamorgana di teriknya sahara
menjanjikan banyak akan buaian asmara

jangan biarkan aku terlarut
teramat dalam sudah
acap kali kucoba menepis
makin sering pula datang menekan

pagi ini begitu menusuk pori-pori
aku ingin segera terbangun dari tidur didalam mimpiku


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 17 Mei 2011 pukul 7:01

Langkah ini belum mati


Tak apalah...
jika memang harus berangkat dari dasar ini lagi
toh sudah pernah ku jajaki
tanpa harus memaki
juga mengutuk diri

Akhir itu pasti ada
tinggal pilihan mana yang ada
baik atau buruk
sehingga jatuh pada suka atau duka
meski kelam merajai
masih jauh cerah ini..

beri aku sedikit modal
untuk sebuah semangat lemah ini
tidak terjejali paksa'an di setiap langkah

biar saja biru ini berlaku sesuka hati
kelak pasti kan ku gusur MATI...!


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 16 Mei 2011 pukul 18:10

Proses yang teramat panjang'nya



masih dalam proses menjadi arti
sebuah harapan yang tak mesti di akhir suka
menjadi hati didalam keriangan cuaca
bahkan semua hilang jika selalu menang
tak berarti busuk walau diterpa hina
seperti kenyataan yang sering memukul kita
memaksa berhadapan dengan iblis cantik
merayu.. memadukan emosi kerinduan kebenaran

seringnya hingga berbekas
dalam nampaknya yang tak berkasat
membius ketenangan mengirim gundah berantai
hanya kita bisa apa
termakan mulut yang membabi buta
telinga berdarah dipuncak'nya yang merah

hiraukan sudah terlanjur mati
lantas apa lagi yang di berikan mata ini
meraba masa depan dengan tatapan yang buta
menjatuhkan diri ini di kedalaman tak bernampak'an
waktu saja yang masih tegar
melangkah.. menghardik.. Mengencingi semua yang lemah

hingga latar belakang dipertanyakan
aku tak mempunyai apa-apa
hanya kobar ini yang tersisa
Masih terus membantai benalu hati
juga pencernaan otak yang makin manja beroprasi
dan jangan tanyakan soal itu lagi
berapa saja tak kuberi
jika salah yang kau dekati

reproduksi ini begitu lemahnya
sampai-sampai berhenti dalam lama'nya
berlari-lari ditempat sempit
ruangan hampa  waktu yang sama
masih bercerita tentang kesedihan
tentang keterpurukan
semangat yang tlah di tumbuhi jamur

ku cipta nada
hingga perih masih ku teruskan
sentuhan aroma depresi dan penyakit kejiwa'an lainnya
mencoba memuntahkan amarah
tiada kesan yang ada selama belum ada
titik keputus asa'an yang mendekati harapan
berkelakar membantah hasrat
demi secuil damai
masih terus ku hantam dengan sentilan yang masih ada

penatnya memory disituasi yang keruh ini
menggenggam beberapa bara
berharap dinginnya menghapuskan luka
melewati sanjungan yang parau
seperti gelegar halilintar yang sembleb

membaringkan jiwa yang masih sakit
jasad yang penuh luka
termakan kebusukan.. 
pastikah bisa berbalik..?
atau masih tetap terjangkit..

masih mencari arti...
siapa aku ini...?


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 16 Mei 2011 pukul 17:40

Sepertinya lu bangga akan ada'nya ke'rempongan yang masih saja tersematkan dikekanakan jiwa yang mengaku-ngaku dengan kerasnya


Apa siih mau lu..!?

oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 14 Mei 2011 pukul 15:23

Tegarku semangatku


Akulah jiwa yang pernah mati
atertimpa kenyataan belum juga sehari
aku adalah diri yang pernah sepi
merintih dalam sakitnya yang penuh duri
aku adalah langkah yang pernah berhenti
menabrak buntunya harapan ini
aku adalah tatapan yang pernah buta
mengalihkan segala kebenaran meladeni egois diri

tapi kini aku adalah insan yang masih berdiri
menantang dunia dengan tegar'nya semangat ini


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 8 Mei 2011 pukul 6:59

Pagi yang beku


Gerimis pagi di tanah yang penuh daki
belum cukup ku tenggelamkan
belum pula tenang dalam mimpi senang
aku dipaksa terjaga
dengan menusuk tulang
menyusup di tiap pori-pori
tak ada selimut
apalagi koran untuk alas ini
hanya lapisan daging yang dibungkus
anyaman benang bercorak

aku kedinginan dalam kebekuan pagi
menguliti nyenyak'ku yang belum selesai kutelusuri
aku menggigil dipagi ini
di dera semilir yang kencangnya melebihi suara
mengundang simponi yang ricuh
yang makin bergejolak dalam lambung ini
tak ada hal yang bisa ku rasakan
untuk mengganjal dinding-dindingnya agar tak luka

tapi ya beginilah pagi ini..
tanpa teman.. tanpa perasa'an..
tanpa kisaran.. tanpa pemandangan..

aku harus menghindar secepatnya
berpindah ke lapangan rumput hijau yang baru



oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 8 Mei 2011 pukul 6:49

Gw,emak gw & diri sendiri


mak : nak,kamu kenapa?kok murung aja
gw : biasalah mak,jempol kejepit standar motor..
diri sendiri : (dasar setan.. bilang aja mao minta duit)
emak : laah kok bisa..?!
gw : laah bisa kok..
emak : mata'nya kan ada kaki'nya
gw : (emak gw aneh juga ye kalo ngomong..??!)ckckkck
emak : ya sudah,tidur sana..
gw : looh..! kok malah nyuruh tidur!?
diri sendiri : (masih mending disuruh tidur,, daripada di suruh mompa aer) hihiihihi..
emak : kalo gak mau tidur ya berarti penuhin bak mandi aja sekalian ember2 kecilnya..
gw : jiiiaaahh... kurang cepet gerak gw ke kamar tadi.. huuufft..
emak : buruan,mau buat nyuci piring aer'nya..
gw : iyeee.. dasar emak2.. tapi enaknya sarapan dulu kali ya!? hehehe..
emak : sarapan ndas'mu... laah mompa aja belom,dah minta sarapan
gw : (buseet..! jepang juga neeh emak gw..?!) oke.. segera laksanakan..

(gak lama kemudian nyokap selesai bersolek)

gw : udah penuh tuh semua..
emak : ya,trus tolong cuciin piringnya & masak sarapan sendiri ya..? emak mau pergi shoping dulu..
gw : haa!!


oleh Mencari Ketenangan Jiwa pada 7 Mei 2011 pukul 12:07