Senin, 14 Maret 2011

Kembali Pagi

Aku adalah seongok sampah yang diterpa ke trotoar jalan...
aku hindari roda-roda laju yang serampangan..
aku terdiam dimana aku terbelit perdu belukar..
aku teriak menang agar tersiar

tapi apa arti yang kudapat sudah termakan...?
akan aku saat hilang ingatan..
tiap aku resah tanpa rencana..

kita...
kami..
lama sudah tak ku dengar kata itu...
yang ada hanya aku...
yang tinggal cuma langkah-langkah bisu menyapa di tiap sela..

cinta akan diri...
apa aku punya...?!
harga saja ku tak terbandrolkan

rasa ingin mati..
kaluti hampir tiap hembus nafas..
lenyapkan remah-remah asa yang tersisa...

inginku hanya matahari kembali dipaginya..
seperti wajarnya...
seperti takdirnya..

aku rindu diri yang dulu...

Rasa

baru lagi ku buka lembaran'nya...

hehehe...

ada sedikit sedih...
ingin...
bingung..

harus gmana juga gak tau..

mudah-mudahan tertutup selamanya..
semoga bisa ku terima..

amiiiiiinn...


17 November 2010 jam 3:11

Untuk Jiwa Yang Resah

hari ini aku masih sama...
terus saja mengulas yang kemari-kemarin...
mampu berdiri saja sudah bersyukur..
jika berlari tlah bisa terlaksana..
tak putusnya rasa akan makin bersyukur..

kegundahan hati terlaksanakan karena satu keinginan yang tertahan belum juga masih terwujudkan...

ketika harus menatap...
ketika jiwa merasa...
ketika dipaksa kenyata'an..
itulah hidup..

dalam jiwa yang resah..
ada saja kemilau-kemilau yang jaraknya melebihi dua jengkal dari jarak raih kita..

cobalah kembalikan..
kepasrahan akan kenyataan..
berjuang demi ketegaran...
bukan ambisi yang gila..!
hingga sinting pun tak bisa tergapai...

pulihkan hangatnya...
jiwa yang pernah mengisi raga di hari pertama..
tanpa keterpaksa'an.
tanpa ambisi yang gila..
tanpa rasa yang buta..

coba saja..
mungkin bisa merubah semua..



15 November 2010 jam 12:36

Tetaplah Dirimu

kapal tlah kembali berlayar..
nahkoda yang sempat beristirahat setelah kapalnya karam terhanyut badai..
kini berdiri lagi di belakang kemudi..

sudah siapkah semua sekoci-sekoci...
pelampung yang kemarin hilang berpisahkan di gantikan ban dalam truk yang banyak bekas tambalan'nya..

syukur saja kalian masih menyimpan rasa..
syukur saja di hantam tak remuk terbengkalai..

namun jika permuka'an laut masih bisa dilalui kapa nelayan..
mengapa di kedalaman yang gelap dipilih untuk manangkap ikan..?!
palung laut itu mengerikan..!!?
celahnya yang dalam..
retakannya dapat sesekali manciptakan tsunami yang maha dahsyat..

cobalah kembali ke permuka'an..
matahari lebih senang dia muncul bisa menyuburkan semua tanaman..
rembulan lebih terpuaskan jika bintang-bintang mengetahui bahwa mereka tak sendirian..

tapi semua kembali ke hati..
jika nyaman berada di pekatnya malam..
silahkan saja...
jangan lupa lentera yang mengarahkan kalian melangkah...
pastikan agar tetap menyala..

tetaplah lurus
Amiiiin...



15 November 2010 jam 12:19

Baca Saja Kalau Mau

Hari masih sepi..
tersudut di kemelut berapi..

dimana hingar yang pernah ku dengar...
kemana hati ini harus ku larikan..?
menusuk-nusuk tertanam hampa..

masih di kotak ini
kembali untuk kesekian kesempatan berteralis...
juga tidak menyelesaikan
rumit sempit dalam ruang...
hadirkan bayang-bayang ketentraman yang bersekat..

sudah saja ku tebar jala-jala itu..
kemudian merobek-robek hakikat yang bukan seharusnya..
wajah makin terlihat sayu..
mengitari bimbang dalam penat..

nuansa hidup seperti apa yang kita cari..?
intisari hidup mungkin belum terasai..
setia lalui semak ber'onak..
meski sering tersusupi..

aku masih saja merangkak..
aku ingin berlari...
aku ingin mengaisi hari-hari tanpa percuma terlewati..
rencanai kemudian hari..
terwujud bukan mimpi di gelap malam...



30 Oktober 2010 jam 16:20

Tantangan

masih ku gembok..
coba kau cari lagi di tumpukan jerami..

jangan paksa kau dobrak..
kalau mau kau bakar saja sekalian..
biar hangus tak bersisa..

tembok'ku pun masih kuat menahan...
semoga tetap kuat bertahan..

semoga...



30 Oktober 2010 jam 3:54

Kepadamu

dari kami yang hampir punah...

kau ada kan kami untuk mu...
kau dekap kami pada kehangatanmu..
kau belai kami atas pesona-pesonamu..
kau arahkan kami dijalur yang telah kau tata...
kau kucuri kami dengan kesejukan ayat-ayatmu..
kau pun janjikan segala ke'indahan...
kau biarkan kami mengecap tiap kenikmatan...
kau sanjung kami dari bangsa yang sesat...
kau angkat kami di atas derajat..
kau sentuh kami saat meratap..
kau raba tiap hati saat tragedi hampiri...

aku hanya bisa mengucap
"Astagfirullah al adzim"
saat murkamu berjaya...


27 Oktober 2010 jam 13:18

Kepada Mereka

aku yang masih tegap berdiri di atas mu...
aku yang tetap setia berpayung langitmu..
aku yang selalu berharap bisa bahagia di indahmu...
aku yang mati tertikam oleh hukummu..

langit ini terus saja merekam pada kehijau'an...
atas ke'indahan warna warni kehidupan...
atas dasar tanah yang kita pijak..
terdapatlah sumber bahan..
wajiblah sudah kita tanamkan benih kepedulian pada tempat dimana kita berjaya..

senang lupa..
susah ber'kaca-kaca...
tradisi yang memuakan..!

biaran saja hancur hingga tak bersambung...
biar luka bertambah menjadi murka..
tak usah terbangun lagi...
dan bangkitkan hati yang mati...

diam tertidur...
di tegur meratap..
huuufft...
kemarin kemana saja...?!

teruslah menangisi..
teruslah meratapi..
angkatlah hingga tinggi..
serukan jeritan hati..
setelah berlalu baru
silahkan kau injak2 lagi semua tradisi yang tadi...

dari aku yang masih di sekitarmu...
turut prihatin atas semua ini..



27 Oktober 2010 jam 12:53

Lelah

aku bertanya ke pada sahabat...
akan arti cinta...

dia bilang cinta itu buta..

sebutah itukah..
hingga kita
membutakan segala..
huuufft..

aku sendiri masih bingung..

jadi ngapain gw pikirin..

hahahahaaa..

sudahlaaah..


20 Oktober 2010 jam 15:28

Saat

kembali siang...
padahal baru saja pagi hampiri..
sudah pergi lagi..

kemungkinan satu saja kuharap..
hingga geram sudah ku hinggap..
sambil ku rencana yang beda lagi...
sambil ku dapat sirkulasinya..

rantai pacu ini makin berkarat tak terurus...
menarik berat yang bertambah penat..

cuma saja aku tersandung..
hanya jika duri bisa terlindasi..
mungkin baru bisa segala..

hehhehe...

aku baru saja berhayal..



20 Oktober 2010 jam 14:56

Coba di tinjau kembali

membaca ceritanya...
tetap tentang sekelumit sampah yang masih bertuan...

tanpa saja aku menjabarkan..
tanpa harus di gelar tikar...
jika laut memang tak luas lagi...

kebeningan kan didapat
jika keruh itu tlah bisa berbagi pengertian ke selat...
bukan muara yang ber'ikan lele..
bukan pula pohon cemara yang tumbuh di padang pasir...

ketertarikan akan hasrat itu biasa...
kesemuan batin yang berubah jadi nyata
itu baru sebuah ke'ajaiban..

jangan berlari mengejar satu titik yang masih labil..
sebongkahpun masih belum bisa pasti
jika langkah kita masih termakan emosi...

coba simak kembali..
ke'untungan dibalik semua ke'inginan..

jika sudah dibawah kendali...
silahkan kau bawa sampai mati..


20 Oktober 2010 jam 5:09

Iya kah..??

lagi saja kurasakan...
hal yang aneh yang harusnya lewat begitu saja..

dengan tiba-tibanya menerkamku
menitik beratkanku akan'nya..

tikaman'nya nyaris mengenai naluriku
akan apa saja yang pernah berlalu
aku sedang dilema cukup nyaris..
menyangkannya adalah siapa?
menangkapnya dengan apa?

sempat melayang-layang..
sampai saat inipun tetap..
lelah juga juga terus di awang-awang..
kan ku jatuhkan dengan perlahan
pasti kan ku jatuhkan..!

persetan memang..!
tapi aku coba meluruskan..
namanya juga usaha..


04 Oktober 2010 jam 16:15

Jadilah masing-masing

Cuma bicara saja...
belum semua terkondisikan...
hari ini,esok dan sampai kapan...?

guling-gulingan di lumpur putih..
garam masih terasa asin...
gula tak berubah dari stabil'nya..

jangan harap bisa merubah aku...
jika garam masih tetap pada pendiriannya..

diam saja sudah..
jangan berkoar yang tak ber'tumpu..
mungkin aku ya se'adanya..
seperti kamu yang sperti biasa...
jadilah masing-masing..
jika memang tak bisa di pastikan berbaur...


08 September 2010 jam 20:46